Malaria Menyerang Warga Pacitan

FORUM KABUPATEN SEHAT :  Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mencatat, sebagian besar wilayah itu masuk kategori kawasan endemi malaria, dengan jumlah penderita mencapai ratusan orang.
"Dari 12 kecamatan, delapan di antaranya merupakan daerah endemis yang terus-menerus mendapat pemantauan ekstra dari kami," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pacitan Hendra Purwaka, Rabu (1/2).

Ia menjelaskan, delapan kecamatan dimaksud adalah, Pacitan, Tegalombo, Tulakan, Arjosari, Kebonagung, Ngadirojo, Bandar, dan Nawangan. 

Dari catatan Dinkes, dari sekitar 200-an orang penderita yang terdeteksi selama kurun 2011, separuh lebih di antaranya terkonsentrasi di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Tegalombo dan Tulakan.

Karenanya, pihak Dinkes kemudian membentuk pos malaria desa (maldes) di dua kecamatan tersebut. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, jumlah personel tenaga Juru Malaria Desa (JMD) baru berjumlah lima orang.

"Masing-masing tiga di Kecamatan Tegalombo dan sisanya di Kecamatan Tulakan. Tim JMD ini juga masih mendapatkan honor dari Dinkes Provinsi Jatim," katanya.

Hendra menjelaskan, penyakit yang disebabkan parasit plasmodium tersebut sebagian besar ditularkan ketika penderita berada di luar daerah. Mereka pada umumnya tertular saat bekerja merantau di luar daerah, sebelum kemudian kembali ke Pacitan dalam kondisi sudah terinfeksi/terjangkit.

"Kami sudah berupaya maksimal melakukan upaya penanggulangan maupun pemberantasan sarang nyamuk maupun daerah-daerah yang berpotensi menjadi tempat favorit perkembangbiakan parasit plasmodium ini," kata Hendra.

Sebenarnya, berdasarkan data dinkes, dalam kurun dua tahun terakhir jumlah penderita malaria cenderung turun, yakni dari 432 orang pada tahun 2010 menjadi 273 orang di tahun 2011. 

Namun, kekhawatiran baru justru muncul setelah ditemukan kasus indegeneus atau pasien yang menderita malaria akibat gigitan nyamuk lokal yang telah mengandung parasit plasmodium. "Temuan penderita malaria indegeneus ini menyiratkan adanya penyebaran virus di wilayah endemi," kata Hendra.