
Menurut Kabid Tanaman Pangan Dan Peternakan Pacitan Winardi, sebenarnya dengan ketersediaan lahan dan pakan melimpah pengembangan ternak sapi perah hampir bisa dilakukan di semua wilayah di kabupaten Pacitan. Namun dari 12 kecamatan yang ada, Kecamatan Bandar dan Nawangan memiliki potensi yang lebih menjanjikan.
Sementara itu dari hasil budidaya sapi perah yang sudah berjalan selama ini tandas Winardi, peternak sudah bisa menuai hasil. Namun demikian, secara umum para peternak belum bisa meraih untung atau BEP. Permasalahanya, karena jarak dengan wilayah pemasaran cukup jauh. Sementara, ketersediaan peralatan seperti cooling unit untuk menampung susu segar masih meminjam dari pihak pengepul di Pasuruan. Demikian pula dengan ketersediaan pakan konsentrat yang selama ini juga masih dipasok oleh pembeli.
Sementara itu dari hasil budidaya sapi perah yang sudah berjalan selama ini tandas Winardi, peternak sudah bisa menuai hasil. Namun demikian, secara umum para peternak belum bisa meraih untung atau BEP. Permasalahanya, karena jarak dengan wilayah pemasaran cukup jauh. Sementara, ketersediaan peralatan seperti cooling unit untuk menampung susu segar masih meminjam dari pihak pengepul di Pasuruan. Demikian pula dengan ketersediaan pakan konsentrat yang selama ini juga masih dipasok oleh pembeli.
Jauhnya wilayah pemasaran, diakui Winardi cukup berpengaruh. Utamanya terkait mutu susu. Sebab, jarak tempuh Pacitan-Pasuruan lumayan jauh, yakni enam jam perjalanan. Sehingga kondisi susu menjadi tidak sebaik seperti semula. Untuk itu kedepan pihaknya akan berusaha menjajaki kerjasama dengan investor yang secara geografis lebih dekat seperti Yogyakarta.
Karena prospek yang cukup baik maka lanjut Winardi, kedepan pengembangan sapi perah akan terus dilakukan. Salah satunya melalui program KUPS (Kredit Usaha Peternakan Sapi). Daerah yang menjadi prioritas adalah kawasan agropolitan. Yakni Kecamatan Bandar dan Nawangan. Terlebih pangsa pasar produk turunan sapi itu sendiri di Jatim masih terbuka luas. Dari total kebutuhan 1.500 ton, baru terpenuhi 600 ton.
No comments:
Post a Comment