Prosesi upacara adat Ceprotan di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Senin (23/9/2013) petang berlangsung seru. Karena nyaris ricuh, prosesi sempat dihentikan.
Pemicunya diduga karena lemparan
kelapa oleh peserta mengenai penonton. Mereka pun lantas berhamburan dan
semburat meninggalkan lokasi. Ritual itu akhirnya berhenti sebelum selesai.
Ceprotan merupakan upacara adat
bersih desa yang dilaksanakan setahun sekali tiap Bulan Longkang berdasar
hitungan almanak Jawa. Teknisnya, 2 kelompok warga berebut melempar buah kelapa
muda (cengkir) yang telah direndam air sebelumnya. Sasarannya adalah pembawa
ingkung (ayam panggang) yang berada diantara kedua kelompok.
Informasi yang dihimpun, awalnya
prosesi berlangsung lancar. Namun saat memasuki ritual saling lempar, mendadak
terdengar suara jeritan panik dari beberapa perempuan dan anak-anak. Mereka
diduga ketakutan karena terkena lemparan kelapa.
Celakanya, lemparan tak hanya
mengarah ke penonton. Kelapa muda berbau busuk itu juga melayang ke arah
panggung utama yang terdapat beberapa wartawan. Bahkan ada peralatan wartawan
yang ikut rusak.
Saat keadaan makin tidak terkendali,
mendadak terdengar imbauan dari panggung utama agar aksi dihentikan. Kedua
kelompok yang sebelumnya tampak bersemangat saling melempar pun mendadak
menghentikan ritual.
Sementara penonton yang risau akhirnya membubarkan diri. Sebagian meluapkan kekecewaan karena tidak bisa menyaksikan upacara adat hingga selesai.
Kapolsek Donorojo AKP Moch Syamsul membantah jika ritual Ceprotan sengaja dihentikan karena kejadian tersebut. Menurutnya, keseluruhan prosesi memang sudah berakhir bersamaan kumandang Adzan Maghrib.
Sementara Yayak Hidayat, warga Kelurahan Ploso yang saat kejadian berada di lokasi menilai kejadian itu hal biasa dalam Ceprotan. "Itu bagian dari ritual Ceprotan. Mereka punya kewajiban bersih desa. Kalau nggak mau keceprot ya jangan mendekat," katanya.
No comments:
Post a Comment