Tuesday, May 24, 2011

Pengembangan Jarak Ditarget 4 ribu Hektar


PACITAN (Forum Pacitan Sehat) – Pengembangan tanaman Jarak sebagai sumber energi alternatif di Kabupaten Pacitan, Jatim terus dilakukan. Diharapkan, pengembangannya bisa mencapai 4.000 hektar dalam beberapa tahun kedepan. “Kita upayakan lahan yang tersedia bisa ditanami,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan (Hutbun) Pacitan, Ruminarto, Senin (23/5/2011).

Proyeksi pengembangan itu dilakukan diseluruh wilayah kabupaten. Saat ini, luas lahan tanaman Jarak baru mencapai 800 hektar dan terdapat di enam wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Kebonagung, Tulakan dan Sudimoro.


Kecamatan Donorojo menjadi daerah dengan luas lahan tanaman jarak terbanyak, mencapai 100 hektar. Namun, dalam pengembangannya nanti, akan lebih difokuskan di wilayah Pacitan barat karena kontur tanah mendukung dan jumlah lahan produktifnya sedikit.

Sebagaimana diketahui, tanaman Jarak akan tumbuh dengan baik didaerah meski dengan kondisi minim dan bukan di lahan yang produktf, sehingga cocok jika dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan bagi petani, khususnya di tiga kecamatan yang berbatasan dengan Jawa Tengah, yakni Pringkuku, Punung, dan Donorojo.

Pihak Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Pacitan, tidak merekomendasikan tanaman jarak ditanam pada lahan-lahan marjinal. Sebab, jika ditanam di lahan produktif dikhawatirkan mempengaruhi produksi tanaman pangan. Data di Hutbun mencatat, pada tahun 2010 lalu produksi jarak baru mencapai 5,7 ton. Panen tersebut merupakan pertama kali sejak ditanam sekitar tahun 2008 silam. Harga jualnya saat ini mencapai Rp 2.000 per kilogram.

Nilai jual sebanyak itu diperoleh dari perusahaan pengembang bio energi yang menjadi mitra pemerintah kabupaten (pemkab) Pacitan. “Jika ditingkat pedagang, harga tanaman Jarak hanya sekitar Rp 1.200-1.500 perkilogramnya,” jelas Ruminarto.

Ruminarto mengatakan, keberadaan perusahaan mitra sangat membantu petani, terutama dalam menjamin ketersediaan pasar. Terlebih, para petani juga belum terbiasa memanfaatkannya sendiri sebagai bahan bakar kebutuhan sehari-hari. Sebab, selain gas, mereka lebih memilih kayu sebagai bahan bakar. Meski diakuinya, budidaya tanaman Jarak belum berpengaruh terhadap sisi ekonomi secara signifikan. “Karena penanaman hanya bersifat sampingan, bukan sebagai mata pencaharian pokok,” tandasnya. (Ann/fren)

No comments:

Post a Comment

ads

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI FORUM PACITAN SEHAT