Wednesday, May 18, 2011

Bagaimana Merawat Hardisk ?

Teman saya, seorang umumnya praktisi GIS, Konsultan Bangunan dan juga sebagai Arsitek, mengeluhkan harddisk yang baru saja dibeli sudah penuh sehingga perlu membeli kembali harddisk baru. Para Konsultan Bangunan dan juga sebagai Arsitek mungkin banyak berhubungan dengan terabyte data. Namun perlu dilihat kembali apakah benar data tersebut semuanya adalah data berguna atau justru sebagian besar data tidak berguna dan bahkan bisa dikategorikan sebagai sampah. Banyak hal yang menyebabkan data menjadi sangat besar seperti listing berikut ini.
  • Versi. Dalam perkembangannya, data akan mengalami revision sehingga kita sering memiliki file-file yang berbeda dengan tema yang sama. Misalnya file/folder mentah kita namai file. Ada perubahan sedikit kita simpan ke file_02. Ada perubahan lagi kita namai file_baru. Ada revisi lagi kita beri nama file_sangat_baru, file_ok, file_valid, file_fix, file_new dan seterusnya. Menyimpan file yang sama tetapi update berbeda ke dalam file/folder yang berbeda bisa membuat ruang harddisk cepat penuh. Perlu pengelolaan yang lebih baik mengenai apakah semua versi perlu disimpan atau hanya beberapa saja.
  • Cache/pyramid. Banyak file yang sebenarnya hanya sekedar cache atau pyramid dari file-file image. Sebagai contoh, Konsultan Bangunan dan juga sebagai Arsitek, akan banyak  mendapati  file-file  berekstensi  RRD (reduced resolution dataset) atau RTF ( rich text format )yang lumayan gendut yang sebenarnya jika dihapus pun tidak akan masalah karena file tersebut hanya berupa cache/pyramid dari file-file image (JPG, TIFF, dsb). File cache/pyramid hanya diperlukan saat file-file tersebut aktif dan digunakan. Jika file tersebut adalah arsip (misalnya yang setahun sekali baru dipakai), maka file-file cache/pyramid tersebut menurut saya layak untuk dibuang.
  • Redundansi. Ini adalah hal yang sering terjadi yang membuat ukuran data bengkak. Satu file dengan versi yang sama bisa memiliki duplikat banyak sekali. Biasanya file-file database utama seperti data jalan, sungai, pemukiman yang hampir pasti digunakan pada setiap project sering memiliki duplikat yang tidak perlu. Ditambah lagi dengan kebiasaan pindah-pindah kerja antara laptop – PC rumah – PC kantor yang memerlukan packing database dan project, membuat kemungkinan redundansi data semakin tinggi. Pengaturan struktur folder yang baik akan meminimalkan redundansi ini.
  • File temporary. Adalah suatu kebiasaan yang umum bagi praktisi GIS menyimpan file sementara dari hasil proses/analisa GIS secara sembarangan. Bagi yang agak rapi, file-file tersebut biasanya disimpan di folder khusus seperti TMP atau TEMP pada direktori utama. Tetapi, menurut pengamatan saya, umumnya praktisi GIS sering asal saja menyimpan file-file tersebut di folder temporary default misalnya di C:\Documents and Settings\username\… yang bahkan jika diminta mencari folder tersebut yang bersangkutan banyak yang tidak tahu.
Adalah suatu praktek yang baik mengelola file-file kita (version, cache/pyramid, redundansi, dan temporary). Memiliki space hardisk ber-tera-tera-byte tidak bisa jadi alasan untuk menimbun sampah di harddisk. Never delete your files anymore harus diganti dengan delete all of your files except the important ones. Biasakanlah menghapus file-file yang tidak perlu dan mengarsipkan file-file yang perlu setelah selesai membuat suatu project GIS. (aan_forkab)

No comments:

Post a Comment

ads

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI FORUM PACITAN SEHAT