
- Versi. Dalam perkembangannya, data akan mengalami revision sehingga kita sering memiliki file-file yang berbeda dengan tema yang sama. Misalnya file/folder mentah kita namai file. Ada perubahan sedikit kita simpan ke file_02. Ada perubahan lagi kita namai file_baru. Ada revisi lagi kita beri nama file_sangat_baru, file_ok, file_valid, file_fix, file_new dan seterusnya. Menyimpan file yang sama tetapi update berbeda ke dalam file/folder yang berbeda bisa membuat ruang harddisk cepat penuh. Perlu pengelolaan yang lebih baik mengenai apakah semua versi perlu disimpan atau hanya beberapa saja.
- Cache/pyramid. Banyak file yang sebenarnya hanya sekedar cache atau pyramid dari file-file image. Sebagai contoh, Konsultan Bangunan dan juga sebagai Arsitek, akan banyak mendapati file-file berekstensi RRD (reduced resolution dataset) atau RTF ( rich text format )yang lumayan gendut yang sebenarnya jika dihapus pun tidak akan masalah karena file tersebut hanya berupa cache/pyramid dari file-file image (JPG, TIFF, dsb). File cache/pyramid hanya diperlukan saat file-file tersebut aktif dan digunakan. Jika file tersebut adalah arsip (misalnya yang setahun sekali baru dipakai), maka file-file cache/pyramid tersebut menurut saya layak untuk dibuang.
- Redundansi. Ini adalah hal yang sering terjadi yang membuat ukuran data bengkak. Satu file dengan versi yang sama bisa memiliki duplikat banyak sekali. Biasanya file-file database utama seperti data jalan, sungai, pemukiman yang hampir pasti digunakan pada setiap project sering memiliki duplikat yang tidak perlu. Ditambah lagi dengan kebiasaan pindah-pindah kerja antara laptop – PC rumah – PC kantor yang memerlukan packing database dan project, membuat kemungkinan redundansi data semakin tinggi. Pengaturan struktur folder yang baik akan meminimalkan redundansi ini.
- File temporary. Adalah suatu kebiasaan yang umum bagi praktisi GIS menyimpan file sementara dari hasil proses/analisa GIS secara sembarangan. Bagi yang agak rapi, file-file tersebut biasanya disimpan di folder khusus seperti TMP atau TEMP pada direktori utama. Tetapi, menurut pengamatan saya, umumnya praktisi GIS sering asal saja menyimpan file-file tersebut di folder temporary default misalnya di C:\Documents and Settings\username\… yang bahkan jika diminta mencari folder tersebut yang bersangkutan banyak yang tidak tahu.
Adalah suatu praktek yang baik mengelola file-file kita (version, cache/pyramid, redundansi, dan temporary). Memiliki space hardisk ber-tera-tera-byte tidak bisa jadi alasan untuk menimbun sampah di harddisk. Never delete your files anymore harus diganti dengan delete all of your files except the important ones. Biasakanlah menghapus file-file yang tidak perlu dan mengarsipkan file-file yang perlu setelah selesai membuat suatu project GIS. (aan_forkab)
No comments:
Post a Comment